Sabtu, 31 Maret 2012

Pengabdian : Sekolah Daun


Malam minggu mungkin banyak yang menyempatkan waktu untuk keluar jalan, hunting, makan, atau sekedar ingin menikmati malam diseputaran tempat-tempat yang memberikan ‘view’ yang bagus. Dan pastinya, tidak sedikit yang memililh untuk  betha di rumah. Tapi, malam ini saya lebih memilih untuk stay di rumah dan nangkring depan TV. Dan pilihan yang tepat untuk malam ini adalah nonton TV sambil sesekali berSMSan  ria dengan teman-teman sembari berbagi apa sedang mereka lakukan malam ini.

Pilihan untuk menonton TV selalunya bercokol di TransTV, Trans7, Metro TV, sama TvOne. Dan pilihan itu masih berlaku malam ini, sesekali menonton acara komedian, berita yang menyajikan pengetahuan umum baik itu dari segi pemerintah maupun yang lain. Dan malam ini, di MetroTV menyajikan tentang Kepala Negara yang melibatkan istri-istri mereka dalam pengambilan keputusan atau kebijakan yang melibatkan kepentingan Negara. Antara lain dari Ibu Negara tersebut adalah 2 orang Ibu Negara dari Pemerintahan di Amerika Serikat sana, yaitu Hillary Clinton yang pernah menjadi First Lady dan juga Ibu Negara Amerika yang sekarang yaitu Michelle Obama.

Tapi sekarang, saya tidak ingin membahas tentang acara yang ada di MetroTV tapi saya akan membahas tentang acara yang ada di TransTV. Pengabdian itu nama acara ini. Pengabdian kali ini membahas tentang perjuangan seorang guru yang mengabdikan hidupnya untuk mengajar di sebuah sekolah yang ada diatas bukit.

Sekolah Daun, itu nama sekolah ini. Letaknya berada di atas bukit yang ada di salah satu daerah di Sulawesi Tengah. Sekolah ini berada jauh dari hiruk-pikuk kehidupan kota. Berada diatas bukit dengan tinggi yang menjulang dan jauh dari kehidupan kota dengan kehidupan masyarakatnya yang belum menikmati fasilitas listrik dan air bersih. Hidup dalam kesederhanaan tidak membuat mereka menyerah dan kehilang semangat untuk tetap melalui hidup mereka. Kehidupan masyarakat suku Kaili inde, Sulawesi Tengah ini lebih cenderung hidup sendiri sehingga jarak antara rumah yang satu dengan rumah yang lain cukup jauh. Masyarakat didesa ini hidup dengan berkebun.

Ibu Indrawati, sosok yang memberikan mereka semangat untuk melalui kembali harihari mereka. Guru seorang pahlawan tanpa tanda jasa, menurut saya cocok diberikan kepada Ibu yang satu ini. Walaupun hanya sebagai seorang guru bantu tidak menyurutkan keinginannya untuk mengajar, berbagi, dan memberikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepaada para siswanya yang selalu menunggunya.

Perjalanan menuju Sekolah Daun tidaklah sebentar, letaknya yang berada diatas bukit membuat Ibu Indra harus melakukan berjalanan kaki selama kurang lebih 3 jam untuk sampai di sekolah ini. Waktu yang tidak sebentar untuk dilalui dengan berjalan kaki. Selain itu, dia harus melalui medan-medan yang cukup terjal melewati jurang, dan berjalan diatas ketinggian denga kemiringan yang sampai berada pada 80 derajat.

Sekolah Daun hanya memilikii 2 kelas dengan 6 orang guru yang salah satunya adalah Ibu Indra, tak banyak guru yang ingin mengajar di sekolah ini melihat jarak yang sangat jauh dan harus dilalui dengan berjalan kaki.  Sekolah ini sudah mengalami  perubahan dalam pembangunannya. Awalnya, Sekolah Daun hanya berdindingkan beberapa helai daun kelapa, itulah mengapa mereka menyebutkan sekolah mereka dengan Sekolah daun walupun sekarang, sekolah mereka sudah tidak lagi berdinding dan beralaskan daun kelapa.

Sekolah ini sama dengan sekolah pada umunya, mereka sudah menggunakan seragam walaupun tidak memiliki fasilitas yang sama dengan sekolah lain. Mereka sangat mencintai seragam sekolah mereka, jadi mereka tidak menggunakan seragam mereka dari rumah. Ketika sampai di sekolah barulah mereka menggunakannya, hal ini mereka lakukan karena perjalanan mereka menuju sekolah sangat jauh dan harus melalui jurang-jurang takutnya jika menggunakan seragam mereka dari rumah, nantinya akan merusak seragam kebanggaan mereka.

Belajar dan berjumpa dengan guruguru mereka adalah halhal yang sangat mereka tunggutunggu tiap harinya karena dengan begitu mereka bisa menambah pengetahuan mereka tentang dunia luar dan perkembangan ilmu pengetahuan yang ada. Ibu Indra, sosok ibu guru yang selalu setia mengajarkan ilmu kepada mereka tidak pernah merasa lelah untuk mengajar anakanak ini. Meskipun waktu belajar telah usai, semua murid tidak langsung beranjak meninggalkan sekolah mereka. Ada yang bermain dan ada pula yang berkumpul untuk menikmati bekal yang mereka bawa dari rumah untuk menisi kembali energi untuk menapaki jalan panjang dengan jurang sebagai sahabatnya. Bekal yang mereka bawa adalah bekal yang ala kadarnya, seperti singkong rebus.

Ibu Indra tidak hanya mengajar untuk anakanak yang ada di desa tersebut, tetapi beliau juga mengajarkan cara membaca dan menulis kepada orang tua yang ada di sekita desa tersebut. Tak hanya Ibu-ibu, dan bapak-bapak tetapi juga hadir neneknenek yang sudah lanjut usia. Ibu Indra mengajar untuk memberantas buta aksara dan juga untuk membantu para masyarakat disini agar mengetahui cara menulis, membaca, dan mengetahui angka.

Ibu Indra dengan semangat yang ia miliki rela mengorbankan waktunya untuk naik,, menatapaki jalan yang panjang dan menanjak. Berjalan diatas kemiringan antara 80 derajat. Berjalan dengan bertemankan hutan dan jurang. Dialah seorang guru yang benarbenar PAHLAWAN TANPA TANDA JASA. Dengan harapannya, bisa menciptakan dan melahirkan generasi muda, anakanak bangsa yang kelak dapat menjadi tonggak untuk perubahan desa mereka nantinya. Semua dilakukannya untuk memajukan dan menjadikan para anak didiknya sebagai  generasi muda bangsa yang bisa berguna bagi nusa dan bangsa. Bukan hanya itu, dia juga berharap agar kelak nantinya, dianatara sekian banyak anak didiknya, kelak ada yang dapat menggantikannya. Kelak... suatu saat nantii.... J


Terpujilah wahai engkau
ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup
dalam sanubariku
Semua baktimu
akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti
terima kasihku tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa…
tanpa tanda jasa


Samata, 31 Maret 2012
Nino_

Jumat, 30 Maret 2012

Surat teruntuk Dirikuu Sendiri


Dear,
My self

          Sometimes, bagi kita hidup memang kadang tidak adil. Kita menginginkan sesuatu untuk selalu ada didekat kita, selalu ada untuk kita, dan menginginkan sesuatu untuk selalu jadi apa yang kita inginkan tapi sesungguhnya itu semuanya hanyalah sesuatu yang dititipkanNya untukmu. Dia menginginkannya agar kamu bisa benarbenar menjaga apapun yang diberikanNya untukmu tapi Dia juga akan mengambil apa yang kamu miliki suatu saat nanti. Semua yang sudah kamu miliki, yang pernah kamu miliki.  Dan semua itu akan menjadi sebuah pelajaran untukmu ke depannya.
          Belajarlah untuk bisa menerima suatu keadaan atau kondisi, sekalipun itu susah, sulit, dan membuatmu harus bekerja ekstra untuk melaluinya. Belajarlah untuk kuat. Kuat yang benarbenar kuat. Kuat yang benarbenar bisa membuatmu bertahan dalam sebuah keadaan yang benarbenar membuatmu merasakan sakit yang bukan Cuma sekedar sakit. Belajarlah untuk ikhlas dan sabar, karena dengan ikhlas dan sabar, sebuah usaha akan berbuah indah meskipun mungkin bukan sekarang. Belajarlah untuk memaksa dirimu untuk benarbenar tegar, bukan hanya tegar didepan mereka, tetapi tegar untuk dirimu sendiri karena dengan begitu kau akan kuat melalui semuanya. Belajarlah untuk menerima sebuah kondisi yang ada disekitarmu. Belajar untuk tidak terlalu peduli, karena jadi orang yang terlalu BAIK itu tidak enak. Dan belajar untuk tidak selalu menganggap bahwa semua yang kita lakukan itu baik, karena tidak semua yang kita anggap baik itu, juga akan baik menurut orang lain. Belajar untuk menerima sebuah perubahan yang terjadi, meski mungkin itu adalah sebuah perubahan besar.
Hidup memang adalah sebuah pilihan, dan kamu sudah memilih kondisi ini, kondisi kamu yang sekarang adalah pilihanmu, jadi belajarlah bertanggungjawab dengan apa yang telah kamu lakukan, bertanggungjawab dengan apa yang sudah kamu mulai karena yang akan mengakhirinya bukan dia, teman, sahabat, ataupun keluarga, tetapi yang harus mengakhirinya adalah dirimu sendiri. Meskipun, memang terkadang keadaan membuat kita sulit untuk melakukan itu semua tapi jadikan sebuah masalah yang kamu lalui sebagai sebuah pembelajaran hidup untuk diri sendiri.
          Sebuah pilihan terkadang memaksakan kita untuk melakukan apa yang ada diluar pikiran sehat kita. Melakukan halhal yang bodoh, menangis, meraungraung, menertawakan  diri sendiri, bahkan membanting barangbarang, bukankah itu tindakan yang bodoh?? Heii..... wake up! Life must go on. Sebuah masalah tidak akan selesai dengan melakukan tindakantindakan bodoh itu. Berhenti menyalahkan diri sendiri, berhenti menyakiti diri sendiri, dan berhenti menatap sebuah masalah sebagai sebuah akhir yang akan terulang. Ingat, masih banyak yang menyayangimu, maasih banyak yang memberikan senyum tulusnya untukmu, masih banyak yang akan selalu ada untukmu. Berhenti menatap sebuah masalah sebagai sebuah akhir yang akan terus membuatmu terpuruk, membuatmu memaki diri sendiri. Ini yang sudah kau pilih, diantara sekian banyak pilihan yang ada. Baik tidaknya pilihan yang kau ambil adalah apa yang harus kau lalui. Ini yang harus kamu jalani sekarang. Kata sesal itu sudah tidak berguna.
          Sekarang, kamu hanya ada pada sebuah pilihan. Melanjutkan hidup. Menyelesaikan apa yang sudah kamu mulai. Menikmati konsekuensi dari sebuah pilihan yang sudah kamu ambil. Belajar untuk bertanggungjawab dengan sebuah pilihan. Belajar untuk percaya bahwa semua akan indah pada waktunya meski itu tidaklah mudah. Belajar untuk pass it by yourself. Karena kamu sudah memilih. Dan pilihanmu yang memaksamu untuk melalui keadaan seperti sekarang ini.
          Memulai untuk sebuah pijakan yang baru memang tidaklah mudah. Tapi ingat, pilihan hidup adalah pilihan diri sendiri, dan belajarlah untuk bertanggungjawab  terhadap diri sendiri. Melangkah untuk memperbaiki pijakan yang lalu, adalah pilihan yang terbaik untuk bangkit dari sebuah keterpurukan. Belajaar... belajaar.. dan belajaar.. Belajarlah untuk lebih baik. J
Notes :
Remember thiis song.
“Hidupmuu indah bila kau tauu.. jalan mana yang benar.. Harapan ada,, harapan ada.. bila kau percaya.. J

With Love..

Nino_

Rabu, 28 Maret 2012

Kenyataan Perasaan

Tepat saat rintik menyambut siang, saya menemukan apa yang menjadi jawaban dari pertanyaan besar saya selama yahh biasa dikatakan 3 bulan ini. Dan saya menemukannya tepat siang ini. hahaha.
Rasanya sakit. Sakit sekali malahan.... tapi entah mengapa ada kepuasan tersendiri saat mengetahui semuanya. Hati rasanya lebih tenang, karena ternyata apa yang saya fikirkan selama ini itu benar.

Siang ini sempat mengulang kembali sisa-sisa kenangan dari kisah kemarin. Yahhh... masiing sangat terlihat jelas sebuah pesan yang dikirim 5 Januari 2012 :

                                       From : Bebebphh Jelek
                                                  "Sekali lagi ini bukan tentang wanita lain!"

Hahaha. Entah apa yang harus saya katakan setelah menemukan apa yang tertulis tepat pada Desember 2011. Ckckckkk.. Apa semua ini memang balasan dari sebuah kisah yang awal terjalinnya memang sudah penuh dengan luka??? Atau ini adalah sebuah sumpah serapah yang dilontarkan seseorang yang tersakiti karena tingkahkuu?? Aghhh... Entahlahh! Sekarang cuma bisa menganggukngangguk sambil tersenyum mengingat apa yang sudah terjadi. Dan yang pasti, menertawakan diri sendiri yang dengan mudahnya hidup dalam sebuah kisah yang penuh dengan kebohongan! Hahahaa.

Tapi percayalah sayang, Aku bahagia melihatmuu dengannyaa..
Karena dengannyaa,, kau temukan apa yang kau cari selama ini..
Dan kuu tau, dia jauh lebih baik dari saya.. :)
Dan semoga dia adalah yang terakhiir untukmuu..
Dan masih seperti ucapankuu 20 Maret lalu, semoga tidak ada lagi luka setelah inii.. :)


Nino_

Aku Trauma


Entah dari mana sedang ingin menulis, bingung mau tulis apa tapi ini yang sempat singgah dilamunan pada sebuah pagi yang sakit. Ini mungkin lebih ke-yang rasa kecewa. Rasa kecewa yang sudah tersimpan lama, dan jelas ini semua muncul setelah kisah yang lalu itu berakhir.

Sekarang, ada rasa ‘TAKUT’ untuk kembali mencicipi rasa itu. Trauma. Yahh.. mungkin kata itu bisa menggambarkan apa yang sedang saya rasakan. Trauma karena pernah menikmati kisah yang ternyata dipenuhi dengan kebohongan. Trauma yang mungkin bisa dikatakan LEBAY tapi, thats what I feel. Kisah yang indah itu ternyata tersaji bersama kebohongan. Saat sebuah kejujuran sudah tidak memiliki nilai yang penting, saat kebohongan sudah menjadi santapan paling enak, dan saat kepercayaan sudah tidak lagi bernilai.

Jujur, sekarang benarbenar merasa takut untuk jatuh lagi walaupun tidak menutup hati tapi mungkin akan benarbenar selektif untuk memilih. Ketakutan yang berlebihan mungkin, tapi untuk memulai suatu yang baru lagi, rasa takut lebih sering menghantui untuk memikirkan apa yang akan terjadi ke depannya.

Sekarang, sedang tidak ingin mencicipi rasa itu lagi. Masih takut dan belum siap mengalami kekecewaan lagi.. Hahaha. Ternyata kisah yang kemarin ‘SUKSES’ membuat saya menertawakan diri sendiri. Walaupun sebenarnya ada yang mencoba untuk mengembalikan keinginan untuk mencicipi rasa itu, tapi ternyata rasa takut saya lebih besar. :D

Sekarang hanya sedang ingin menjalani semuanya dengan apa adanya. Lebih ingin semuanya berjalan apa adanya. LET IT FLOW sajalah untuk sekarang ini. Dan sedang betah menikmati sisasisa luka. J


Samata, 29 Maret 2012
Tentang sebuah kecewa dan tepat memilih kata ‘TRAUMA’

Tulisan Usang


Pada sebuah pagi di 7 februari. Agh.. banguun lebiih pagii dari biasanyaa.. menikmatii ocehan keluarga kecilkuu yang berakhir di meja makan. Pagi itu lengkap dengan pisang goreng yang takkan tergantikan buatan Mama sayaang,, semuanyaa ceria mengucapkan ucapan selamat walau tanpa kue tart. Karena memang tidak pernah ada kue tart pada pergantian umur dalam keluarga kecilkuu.. cukup dengan doa bersama semoga diberikan yg terbaik diumur yg sebenarnya semakin berkurang. Hidup dalam keluarga yang sederhana membuat kuu merasa biasa dengan perayaan yang apa adanya. J

Yah.. sekarang sudah 19 tahun. Tahun terakhir dengan kepala 1. :D

Beranjak menuju dewasa. Sesungguhnyaa,, sebelum pergantian umur ini pun sudah sejak lama belajar untuk jadi dewasa atau paling tidak berfikir dewasa. Tapii,, ternyata tidak mudah untuk dikatakan ‘DEWASA’ atau apalah itu. Ada banyaak yang masiih harus dipelajarii. Salah satunyaa belajar ikhlas dan belajar untuk memandangan masalah dari dua sisi yang berbeda atau bahkan lebih.

Pertambahan umur kali ini sedikit berbeda dari sebelumnya. Yahh.. tahun inii terasa banyaak perubahan yang harus dilakukan ke depan. Sedikit menengok kebelakang,, masih dengan sikap kekanak-kanakan,, manja yang luar biasa,, susah mengerti orang lain,, selalu ingin jadi yang pertama,, masih memberikan ‘PERCAYA’ yang luar biasa tetap selalu dikecewakan dan belum bisa mandiri sepenuhnya. Yahh... that’s what I have been done since 1 years. Benar-benar belum ada perubahan. Masiih dengan masalah itu.. dan belum bisa belajar dari pengalaman sebelum-sebelumnya. Uugghhh... sangat jauh dari kata DEWASA.

Tapii,, saya tidak ingiin dikatakan sebagai sosok yang dewasa. Hanya ingin melalui hari-hari ke depannya dengan lebih baik. Belajar dari masa lalu. Dan perlahan ingin merubah sikap yang jelek-jelek. Tahun ini,, benar-benar ingin menjadi lebih baik. J


Tuhan, ijinkan aku untuk berbuat lebih baik dan melakukan hal-hal yang baik dipertambahan usia kuu kali ini.
Ijinkan aku untuk memperbaiki kesalahan yang pernah kuu lakukan dahuluu..
Ijinkan aku dan ingatkan aku untuk selalu dekat denganMU..
Berikan Aku jalan untuk lebih baik..
Berikan aku kekuatan untuk melalui semua cobaan,, kelak dipijakankuu selanjutnya..
Tegarkan aku dan berikan aku rasa ikhlas untuk melalui semuanya..
Dan berikan aku keyakinan untuk selalu berpositif thinking.. J


Palopo, 7 Februari 2012
Tepat pada senja pertama di 19 tahun. J

Pelajaran

Ini tentang sebuah pelajaran, bukan lagi tentang sesal. Kita sudah tidak lagi bicara tentang sesal. Meski kecewa masih betah mampir meski tak diundang untuk lalu-lalang ngalor ngidul berbicara tentang kenangan masa lalu, untuk kembali mengingatkan tentang sebuah CINTA yang menjemput tepat pada sebuah senja yang akhirnya adalah luka. Aghh.. sudahlah sayang, tak usah berlamalama disana.. segeralah pergii.. lekas! Aku sedang menikmati sebuah serangan asam lambung yang sungguh sangat tidak mengenakkan. Sampai jumpa pada pelajaran berikutnya.. 

Samata, 27 Maret 2012 
 

Berhenti untuk berkata : “ Saya tidak pantas!”

Pada sebuah malam yang siap menjemput pagi, lelah luar biasa padahal aktifitas tidak ada yang berat-berat. Akhir-akhir ini, kesehatan saya sedang tidak baik, sedikit saja melakukan hal-hal yang berat, badan langsung sakit semua, pola makan juga sedang tidak teratur yang membuat asam lambung meningkat. Bukan hanya itu, sekarang sedang betah menikmati penyakit baru yaitu tidak bisa tidur alias ‘insomnia’. Gara-gara penyakit baru ini, sekarang sedang betah-betahnya tidur diatas jam 11 malam. >.<

Keseringan tidur telat, sekarang sedang betah bertelpon-telponan ria dengan Mr. A. M, ngobrol ngalor-ngidul, cerita tentang what we have pass today, or talking about the trendiing topic sekarang ini. Tak jarang  kita cerita tentang masa lalu masing-masing. Tapi, lebih banyak dia yang cerita. :D

Karena sudah sering mendengar cerita tentang Mr. A. M dan pandangan-pandangannya tentang sebuah masalah, membuat saya bisa mengambil kesimpulan dan selalu ada yang bisa saya petik dari setiap obrolan ‘ngalor-ngidul’ itu. Karena tak jarang, saya menanyakan tentang bagaimana pendapat dia tentang apa yang saya rasakan sekarang, bagaimana saya di masa lalu, bagaimana saya menghadapi hari-hari saya, dan bagaimana sikap saya. Dan tak jarang usai percakapan panjang dengannya, saya kadang menangis mendengar apa yang disampaikannya dan bagaimana pandang dia dengan kondisi saya yang sekarang.

Selalu ada yang bisa saya petik. Selalu ada yang bisa saya ambil. Bukan hanya tentang sebuah rasa dan asa, tapi juga bagaimana cara  pandang saya tentang hidup. Bagaimana saya menghadapi jalan panjang yang ada di depan saya, bagaimana saya melalui setiap pijakan yang pastinya selalu tidak sama.  Bagaimana saya menghadapi sebuah masalah dan tetap tersenyum melaluinya.

Karenanya, saya bisa mengintropeksi diri menjadi lebih baik meski kemarin harus melalui hal yang paling sulit dalam hidup dan mulai untuk berhenti menyalahkan diri sendiri untuk semua yang sudah terjadi. Lebih menatap masa depan dengan yakin, yang sudah mulai tercipta kembali. Dan berhenti untuk mengatakan ‘saya tidak pantas’ dalam melakukan apapun tak terkecuali saling berbagi tentang apa yang SUDAH PERNAH saya lakukan, dan menuntun mereka untuk menjadi lebih baik daripada saya.

Samata, 25 Maret 2012
Tepat saat jam menunjukkan pukul 01. 05 pagi

Selasa, 20 Maret 2012

"Indonesiakuu : Bukan Meninggalkan, tapi DITINGGALKAN!"


Beranjak menjemput senja yang setia bersama rintik, saya lebih memilih untuk duduk setia di depan TV. Awalnya, hanya mencaricari channel yang layak atau yang menyajikan acara-acara yang yahh bisa dikatakan menarik, sampai akhirnya bercokol di Trans7 dan TransTV. Waktu itu dengan saksama menikmati program ‘Indonesiaku’.

Program ini membahas tentang wilayah-wilayah di Indonesia yang bisa dikatakan jauh dari campur tangan pemerintah. Salah satu wilayah yang menjadi pokok pembahasan pada program kali ini adalah salah satu daerah di Pekan Baru, Riau tepatnya di desa Talang Mamak. Desa ini masih berada dalam wilayah Taman Nasional yang dimana hewan dan tumbuhannya dilindungi oleh Pemerintah.

Desa Talang Mamak atau suku Talang Mamak adalah salahsatu suku Melayu Tua. Suku ini berada di seputaran Sungai Gansal. Untuk bisa sampai ditempat ini dibutuhkan waktu 8 jam dengan menggunakan perahu yang bentuknya agak panjang menurut saya dengan jalur Sungai yang yah bisa dikatakan jalurnya lumayan bikin perut mual (berhubung ngakk suka sama yang namanya ‘jalur’ sungai dan laut. SCARY! >.<) dan malihat tayangannya medannya itu lumayan menantanglah bagi yang suka berArungJeram ria. Selain itu bisa dengan berjalan kaki dengan menempuh jarak kurang lebih 3 – 4 jam tetapi harus melalui medan-medan yang agak menanjak.

Well.. melihat desa dan kehidupan masyarakat kecil yang ada di daerah ini sekitar 30 menit, kesan yang saya dapat ‘kehidupan’ orangorang ini sangat miris. Bagaimana tidak, melihat kondisi masyarakatnya yang berada jauh dari hiruk-pikuk kota, kondisi ekonomi yang hanya bergantung pada hasil kebun yang tidak lain hanya berasal dari buah-buahan yang tumbuh di dalam Taman Nasional. Mereka tidak lagi sebebas dulu untuk berburu dan mengolah kebun-kebun liar tersebut karena sekarang semua tanaman dan hewan yang ada di sekitar mereka termasuk didalamnya, kayu, harimau sumatera, tapir, dan lainnya. Sebelumnya, mereka hidup tentram dengan menerapkan sistem mengolah tanaman sekitarnya dengan sistem ‘ladang berpindah’ namun kegiatan ini mereka tinggalkan melihat sudah ditetapkannya sebagian Taman Nasional.

Hal miris lainnya yang saya liat dari tayangan ini, yaitu tidak adanya aliran listrik yang masuk ke tempat tinggal warga, padahal mereka membayar pajak yang notabene adalah sebuah kewajiban bagi seluruh rakyat Indonesia yang ditujukan untuk pembangunan wilayah mereka sendiri, tapi apa yang seperti ini yang dikatakan ‘PEMBANGUNAN UNTUK RAKYAT’??? Meraka rutin membayar pajak dan menyisihkan uang yang mereka miliki, tapi mereka bahkan tidak bisa mencicipi jerih payah mereka yang rutin mereka kumpulkan. Bukan hanya itu, sekolah yang ada ditempat mereka kalau menurut saya itu sangatlah tidak layak, walaupun memang warga desa tersebut tidaklah banyak tapi, bukan kah pendidikan itu harus merata?? Seperti yang disebutkan pada salah satu Pasal di Undang-Undang kita?? Kembali mengapa saya mengatakan bahwa sangat tidak layak, karena sekolah ini tidak mempunyai tenaga pendidik! (WHAT??? Sekolah tanpa GURU.. Bagaimana bisa???) Bukan hanya itu ruang kelas mereka pun hanya berdindingkan kayu dengan alat tulis seadanya. Bukan hanya tentang masalah pendidikan, tetapi juga masalah kesehatan, tenaga medis yang datang ke daerah ini hanya 1 kali setahun(ckckckckkk) dan ditempat ini tidak ada Pusat Kesehatan Masyarakat alias Puskesmas (..OMG..).

Seperti inilah nasib salah satu Desa yang berada di dalah hutan dengan transportasi yang bisa dikatakan sulit dan tidak terjamah oleh tangan-tangan pemerintah walaupun berada satu lingkungan dengan Taman Nasional yang tidak lain dikelola oleh Pemerintah. Seperti ini jugalah janji-janji para petinggipetinggi yang duduk diatas singgasana yang mengatasnamakan ‘RAKYAT’! Mungkin benar apa yang dikatakan oleh salah satu warga di Desa Talang Manak, yakni “Bukanlah kami yang meninggalkan Negara ini, Tapi kamilah yang DITINGGALKAN!”
Aghh... Indonesiakuu..
Sampai kapan kau akan terus seperti inii??
Dimana PANCASILAmuu..
Dimana Undang-Undangmuu..
Dimana hak-hak rakyatmuu..

#ini barulah secuil fakta yang ada di Negerikuu ini.. Negeri yang selalu kuu bangga-banggakan..

Jumat, 16 Maret 2012

GWS Papaa..

Sejak 5 hari terakhir, tibatiba kangen rumah. Tepat setelah 5 hari yang lalu Papa nelpon dan sejak 5 hari itu juga Papa sudah ngak pernah nelpon lagi. Awalnya, fikir kalo Papa sama Mama lagi sibuk, soalnya adek kuu yang ditengah bakal ngikutin Ujian Akhir Sekolah. Tapi, lamalama kangen juga tidak mendengar celotehan mereka semua saat nelpon ramerame. Dan akhirnya, perasaaan tidak enak. Selalu mikirin keadaan Papa, karena Papa akhir-akhir ini kesehatannya gampang drop. Well.. saya kirim pesan singkat ke Papa tapi tidak dibalas padahal biasanya kalo saya kirim pesan singkat Papa langsung nelpon.

MM..... perasaan sudah sangaat tidak tenang karena selalu keingat sama Papa. Dan akhirnya, memutuskan untuk nelpon Papa, dan ternyata Papa lagi sakiit.. :( (Cryiiingg) Kageeet.. Kenapa ngakk ada satu pun yang nelpon kasi tau kalo Papa lagi sakit.. T.T
Mama bilang maaf tapi Papa memang yang mau supaya gak bilang ke aku kalo Papa lagi sakit.. -.-! MM..... Sesak Napasnya Papa kambuh, dan badannya lemas + demam. Tenang waktu Papa bilang kalo dia sudah agak baikan.. Huuufffttt.. :)





Get Well soon Paa...
Miss yuu.. :)"

Kamis, 15 Maret 2012

Satu kata Percaya


Pada sebuah malam yang pengap diantara purnama dan langit yang mengap. Aku melihatmuu menangis, menyeka butiranbutiran air mata yang perlahan jatuh melintas dipipi muu. Aku bahkan tak percaya melihatmuu meneteskan air mata saat aku hendak beranjak pergi. 


Katamuu, sepertinya aku sudah tak lagi memberimu rasa percaya kuu. Hingga kau pun meneteskan air mata. Melihat semua yang sudah kita lakukan, semua yang sudah kita jalani ‘kepercayaan’ adalah sesuatu yang sangat berarti untuk kita. Tapi, ternyata percaya kuu telah berkurang sayaang bahkan perlahan pudar. Aku tak lagi tau harus menjalani kisah kita seperti apa. Bimbang.. Sungguh. Aku tak tau harus bagaimana lagi menghadapimuu, sampai akhirnya kuu putuskan untuk mengakhiri semuanya. Karena bagikuu, kepercayaan adalah pondasi untuk kita ke depannya. Dan sekarang, aku tak lagi menemukan ‘percaya’ itu. 


Namun, malam beranjak menyambut  pagi yang kemudian membuatmuu berkata untuk memperbaiki semuanya. Aku mungkin ‘bodoh’ karena masih memberimuu kepercayaan kuu untuk memperbaiki semuanya, karena ternyata kamu bukan orang yang benarbenar bisa dipercaya.  Dan kuu rasa, itu hal terbodoh yang kuu lakukan untukmuu, karena aku memberikan ‘percaya’ kuu untuk seseorang yang tak pernah menghargai sebuah kata ‘percaya’.

Samata, 14 Maret 2012 08.01 a.m
Saat kuu temukan sebuah catatan tentang ‘korban perasaan’. Sebenarnya, tidak ingin memposting ini, tapi hanya sedang ingin menegaskan sesuatu. :D

"Semesta.."

Dan ketika semesta tersenyum, karena dia bahagia, kau telah menemukan kembali jalanmuu, setelah sempat tersesat diantara persimpangan yang tak berujung.

Bukankah indah sayang, ketika kau belajar ikhlas dan melepas orang-orang yang kau sayang.

Aghh.. selalu sempurna..


Samata, 15 Maret 2012
Pada sebuah serpihan kisah yang telah benarbenar lalu.