Rabu, 11 April 2012

Senja Kesekian

Selalu ada cerita pada sebuah senja yang selalu berakhir indah. Duduk diantara diam dan pasir pantai. Menikmati hembusan angin dan deru ombak yang perlahan membawakuu pada sebuah kenangan yang penuh luka. Kenangan yang sudah siap tersaji dengan sisasisa kenangannya. Yang kemudian berlarian diantara ombak yang perlahan menyentuh sepasang kaki mungil yang putih bersih. Menengadah ke langit. Sejenak, mengingat sebuah kenangan yang penuh luka, sampai akhirnya, butiran itu jatuh perlahan. Hendak menyeruak dengan derasnya. Namun, hai kemudian berkata, "Segeralah beranjak. Cukup mengingatnya sebagai sebuah kisah yang luka dengan kenangan yang nantinya takkan mungkin terlupakan."

Dan otak meng'iya'kan. Kaarena memang sesungguhnya kenangan itu adalah sebuah luka. Perlahan berjalan gontai, lalu kemudian kembali menengadah ke langit dan tak lupa mengucapkan sebuah kata yang siap menjadi akhir.
"Terimakasih Tuhan telah memberiku waktu untuk merasakan sakit itu. Setidaknya, kini kuu tersadar, kau telah menyiapkan sesuatu yang indah untukku meski kau memulainya denga membiarkankuu mencicipi sakit terlebih dahulu.. Karena setelah ini, akan adaa senyum yang merekah indah dengan butiran airmata bahagia.."

Tepat saat sedang mengamati sebuah lilin yang menyala dalam terang.. bukan gelap!
Samata, 11 April 2012