Kamis, 15 Maret 2012

Satu kata Percaya


Pada sebuah malam yang pengap diantara purnama dan langit yang mengap. Aku melihatmuu menangis, menyeka butiranbutiran air mata yang perlahan jatuh melintas dipipi muu. Aku bahkan tak percaya melihatmuu meneteskan air mata saat aku hendak beranjak pergi. 


Katamuu, sepertinya aku sudah tak lagi memberimu rasa percaya kuu. Hingga kau pun meneteskan air mata. Melihat semua yang sudah kita lakukan, semua yang sudah kita jalani ‘kepercayaan’ adalah sesuatu yang sangat berarti untuk kita. Tapi, ternyata percaya kuu telah berkurang sayaang bahkan perlahan pudar. Aku tak lagi tau harus menjalani kisah kita seperti apa. Bimbang.. Sungguh. Aku tak tau harus bagaimana lagi menghadapimuu, sampai akhirnya kuu putuskan untuk mengakhiri semuanya. Karena bagikuu, kepercayaan adalah pondasi untuk kita ke depannya. Dan sekarang, aku tak lagi menemukan ‘percaya’ itu. 


Namun, malam beranjak menyambut  pagi yang kemudian membuatmuu berkata untuk memperbaiki semuanya. Aku mungkin ‘bodoh’ karena masih memberimuu kepercayaan kuu untuk memperbaiki semuanya, karena ternyata kamu bukan orang yang benarbenar bisa dipercaya.  Dan kuu rasa, itu hal terbodoh yang kuu lakukan untukmuu, karena aku memberikan ‘percaya’ kuu untuk seseorang yang tak pernah menghargai sebuah kata ‘percaya’.

Samata, 14 Maret 2012 08.01 a.m
Saat kuu temukan sebuah catatan tentang ‘korban perasaan’. Sebenarnya, tidak ingin memposting ini, tapi hanya sedang ingin menegaskan sesuatu. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saran dan Komentar kalian sangat membantu dalam pengembangan blog inii.. :)